Minggu, 28 Oktober 2012

Awali Krakatau dan Akhiri Kiluan


Perjalanan ke Krakatau dan Kiluan mengawali perjalanan backpacker saya. Pada awalnya hal ini lumayan menakutkan, dan mendebarkan. Menjelajah pulau nan jauh disana dengan sekelompok orang tak dikenal kecuali satu teman yang waktu itu mengajak saya. Tapi untungnya, naluri penjelajah dan semangat mencoba tantangan baru memenangkan tekad dan mengalahkan insting ketakutan tak beralasan. Pertama ketemu sama beberapa orang di shelter busway harmoni. Kenalan, dan ternyata mereka sepertinya sudah menjadi backpacker berpengalaman. Tas backpack yang ringkes, pakaian simple, dan mudah diajak ngobrol.
Bagi saya pribadi, perjalanan malam selalu lebih mengasyikkan ketimbang perjalanan di saat matahari bersinar terik. Tapi ternyata, mengarungi lautan (selat sunda-red) di saat gelap menutupi langit, unpredictable! Kapal tengah malam, angin laut, sekumpulan bocah bocah petualang, dan kantuk yang mendera, benar benar membuat insting perjalanan tegak, dan berdebar menanti apa yang bakal dihadapi nanti. Dalam hati saya terus berkata “This must be exciting,. It must be something,.” (niatnya sih mau menabah-nabahkan diri ^^).
Sesampai di pelabuhan Bakauheni, di Lampung, kita melanjutkan perjalanan ke pelabuhan Bom naik angkot carteran. Dari pelabuhan Bom ke pulau sebesi, yang merupakan tempat bermalam kita pada hari itu, kita naik kapal tongkang! Ini pertama kali saya naik kapal nelayan yg seperti itu. Sangat mendebarkan, duduk di dek terbuka sambil terapung apung di laut. Tapi semuanya terobati kala fajar menyingsing, yang dengan gagahnya memamerkan semburat oranye di bagian timur. Menatap fajar dari tengah lautan adalah pengalaman pertama saya. Ini bahkan lebih menakjubkan ketimbang mengagumi sunrise dari angkasa (dari pesawat-red). Timur terasa begitu dekat dan “subhanallah”!! saya benar2 ga berenti tersenyum, menikmati hal yg mungkin ga bakal pernah bisa didapat kalo ngga memberanikan diri keluar dari zona nyaman.
Sesampainya di pulau sebesi, kita sudah disediakan sarapan, dan mengambil tempat di dua buah rumah yg seperti pavilion. Satu untuk anak perempuan, satunya buat yang cowok. Perjalanan pertama kita menuju krakatau. Dari jauh, dan berdasarkan cerita mengenai letusan dahsyat gunung krakatau pada tahun 1883, sudah terbayang kemegahannya. Dan sekarang melakukan pendakian langsung? wow! Tidak pernah terbayang sebelumnya.
Angin bertiup sangat kencang dipuncak krakatau. Kita hanya melakukan pendakian hingga titik tertentu, dan tidak di badan anak krakataunya langsung. Setelah itu perjalanan dilanjutkan dengan hoping island, istilah backpacker yang baru saya ketahui disini. Sejenis “lompat dari pulau satu ke yg lainnya” atau bisa dibilanng seperti mencari2 spot snorkling.
Balik balik ke penginapan, makan malam sudah disediakan. Ada ikan bakar yang fresh dari laut. Berasa gurih, manis dan enak deh pokoknya. Apalagi setelah badan lelah seharian menikmati alam. Walaupun saya sendiri belum nyobain snorkling, karena belum berani, tapi so far, we had so much fun. Dan acara malam pun adalah sesi main kartu. Dari poker sampe UNO. Yang capek udah istirahat duluan.
Tujuan selanjutnya adalah pulau Kiluan, dimana kita akan hunting lumba lumba. Untuk menuju Kiluan, kita harus balik ke palabuhan bom dulu baru meneruskan perjalanan ke sisi lain Lampung. Perjalanan naik kapal tongkang dari sebesi bisa dikatakan mencekam. Ombak besar, dan gerimis. Beberapa dari kita harus tidur untuk mengatasi mabuk laut.
Kiluan pada tahun 2010 masih belum begitu terjamah dan akses kesana lumayan pas pasan (terbukti dari tidak adanya sinyal apapun kecuali provider warna merah. Itupun cuma di spot spot tertentu, di pinggir pantai dengan posisi handphone agak diangkat :D. Listrik PLN belum masuk, sehingga penduduk cuma mengandalkan genset yg dinyalakan di jam2 tertentu. Di Pulau ini tidak ada penduduk sebenarnya. Hanya ada si pengelola penginapan yang sebelumnya merupakan aset investor yang gagal berkembang setelah krisis. Mereka menyediakan wisata memancing dan melihat lumba lumba.
Untuk mendapat kesempatan melihat lumba lumba, kita harus berangkat pagi pagi. Sekitar jam 9 atau lebih pagi. Tapi karena waktu itu ombak cukup besar, kita harus menunggu agak siang sekitar jam10. Akibatnya, sesampai di tengah laut, lumba2 yang terlihat tidak begitu banyak. Kapal yang dinaikin lebih kecil lagi, dan biasa disebut jukung. Isinya maksimal 3 orang dan 1 pengemudi. Cuaca cukup panas sehingga tidak memungkinkan kita berlayar terlalu lama. Tapi pengalaman yang didapat cukup mengesankan sebagai oleh2 backpacker-an pertama.
Well, penderitaan dan kesenangan berakhir di senin pagi. Udah berasa pulang lembur aja, nyampe rumah jam 5 pagi. Cuma bedanya kalo lembur sampe pagi besoknya boleh masuk siang, kalo main smpe pagi besoknya tetep harus masuk pagi. Huffffftttt…….>.<
But this is worthed a journey. Its all paid off. It really is. And to find the whole team just this one i got,, well its one in a million chances. And i am so glad, so thanksful and Thanks to God, for those experiences we ‘ve been through. Just cant wait for the next trip. Next time, gw harus udah bisa snorkling :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar